Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Juli 6th, 2010

Memanjangnya musim penghujan pada tahun ini meresahkan petani tembakau yang ada di Indonesia. Pasalnya tanaman tembakau mereka tidak tahan terhadap air dalam jumlah besar. Bulan mei akhir harusnya merupakan awal menurunya curah hujan (dimulainya musim panas). Namun sungguh diluar dugaan ketika di beberapa daerah termasuk Jawa Tengah, setiap harinya diguyur hujan. Apa yang terjadi?

Perubahan Iklim dan Cuaca saat ini sungguh berubah drastis. Pemanasan global memiliki dampak yang sekarang jelas kita rasakan, seperti cuaca yang sulit untuk ditebak.

Membusuknya tanaman akan membuat populasi tanaman tembakau semakin berkurang sehingga pada akhirnya produksi hasil panen tidak akan maksimal atau terus menerus akan menurun.

Penyulaman (penanaman kembali) belum dapat dikatakan sebagai solusi utama atau satu-satunya. Selain karena keterbatasan bibit, kemungkinan besar juga tanaman baru tidak cukup kuat mengatasi kondisi cuaca yang terus-menerus sulit untuk diprediksi. Kalaupun bibit baru tersebut dapat melalui kondisi cuaca, dikhawatirkan juga tanaman baru tersebut tidak akan cukup umur untuk dipanen pada musim panen raya bulanm Agustus-September mendatang.

Pada musim tanam tembakau kali ini, kerusakan yang dialami tanaman tembakau kebanyakan menyerang bagian akar dan batang yang menyebabkan busuk akar dan batang. Rata-rata kerusakan yang dialami petani tembakau berkisar 25% dari jumlah tanaman tembakau yang ditanam. Kebanyakan tanaman tembakau rusak pada saat terjadinya hujan pada malam hari dikarenakan pada malam hari hujan yang turun membawa banyak bakteri dan matahari tidak ada sehingga tidak terjadi penguapan.

Hal ini menyebabkan layu daun dan batang yang akhirnya terjadi pembusukan dan mati.

Cara Mengatasinya adalah :

  1. Lakukan pengolahan tanah awal secara intensif. Tanah yang gembur akan lebih cepat menyerap air sehingga tidak terjadi penggenangan yang mengakibatkan munculnya jamur di tanah, akar dan batang. (menghindari busuk akar dan batang).
  2. Jarak tanam yang diatur sedemikian rupa yaitu 80 x 90 cm
  3. Pengukuran pH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan cairan pH tester.
  4. Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
  5. Bentuk bedengan lebih kirang 20-30 cm agar air hujan cepat meresap turun dari tanah
  6. Lakukan Pemupukan yang berimbang dengan pupuk organic baik untuk pupuk dasar maupun susulan.
  7. lakukan pemupukan untuk daun dengan pupuk cair untuk menambah kesehatan dan daya tahan terhadap penyakut

SOLUSINYA adalah dengan PUPUK ABG

TEMBAKAU (per ha )

A.PEMBIBITAN

1. Benih direndam dalam ABG Daun

2. ABG-BIO dapat diberikan dalam bentuk larutan, yaitu larutkan 1 bungkus ABG-BIO + 0,5 kg dedak + 2 tutup ABG-B, dalam (5-10) liter air, aduk secara merata dan biarkan selama (2-4) jam, kemudian siramkan pada media persemaian sekitar (1–2) hari sebelum penyemaian.

3. Semprot ABG Daun (3 tutup/tangki ) selama pembibitan berumur 30 dan 40 hari.

B.PENGOLAHAN dan PEMELIHARAAN

1. Lakukan pengapuran jika tanah masam

2. Pupuk yang digunakan, untuk lahan seluas 1 ha, adalah campuran (1) ton pupuk kandang + (5-10 bks) ABG-Bios + (20-25) kg campuran media semai dan 1 bks ABG-BIO + 1bks ABG DEGRA hasil pengaktifan (seperti tersebut di atas) + pupuk kimia 50% dari penggunaan biasanya (1/2 untuk pemupukan dasar dan ½ untuk pemupukan susulan).Penggunaan pupuk kimia diberlakukan untuk penyesuaian tanah terhadan penggunaan pupuk organic ABG. Pupuk disebar merata pada bedengan (diaduk) .

3. Setelah penanaman tembakau ke lapangan, langsung disemprot dengan ABG Daun sebanyak 3 ttp botl/tangki.

4. Setelah itui disemprot dengan ABG Daun sebanyak 3 ttp botl/tangki dimulai umur 15 HST dengan interval penyemprotan 10 hari sekali hingga musim panen

5. Pemupukan susulan dilakukan dengan panambahan ABG BIO 2 bks + Air cucian beras 2 Liter + Dedak 200-500 grm, diendapkan 1 malam kemudian di encerkan dengan 100 Liter air kemudian di kocor/siram.

6. Jangan lupa membersihkan gulma dan cabang2 yang tidak perlu pada tanaman tembakau.

7. Untuk musim hujan, DISARANKAN penggunaan ABG JOSS sebanyak 5 tetes/tangki sebagai perekat pupuk daun untuk menghindari kerusakan akibat hujan pada malam hari.

8. Untuk Penyemprotan dilakukan DIBAWAH pupuk 10.00 pagi dan DIATAS pukul 15.00 sore dan dilakukan penyemprotan dari bawah-keatas atau dari batang-kebawah daun.

Read Full Post »

Tanah merupakan lapisan kulit bumi paling atas. Tanah terbentuk secara alami yaitu dari hasil pelapukan dan pengendapan batuan bahan-bahan organik. jenis di Indoesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk memenuhi kubutuhan hidup manusia.

Suatu tanah dikatakan subur apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

  1. Banyak mengandung unsur hara (zat yang dibutuhkan tanaman),
  2. Cukup mengandung air,
  3. Struktur tanahnya baik.

Jenis tanah yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut :

  1. Tanah Alluvial (tanah endapan)
    Tanah Alluvial adalah tanah yang terbentuk dari hasil pengendapan lumpur sungai yang terdapat di dataran rendah. Tanah ini tergolong sangat subut dan baik untuk daerah pertanian padi.
  1. Tanah Vulkanik (tanah gunung api)
    Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari hasil material letusan gunung api yang telah mengalami pelapukan. Tanah vulkanik merupakan tanah yang sangat subur karena banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung api.
  1. Tanah Organosol (tanah gambut)
    Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari pengendapan bahan-bahan organik terutama pembusukan tumbuhan rawa-rawa. Tanahnya kurang subur. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah rawa-rawa Sumatera, Kalimantan dan Papua.
  1. Tanah Humus
    Tanah humus dari pelapukan tumbuh-tumbuhan terutama di daerah hutan yang masih lebat, dan sifat tanah ini sangat subur.
  1. Tanah Podzolit
    Tanah podzolit adalah tanah yang terbentuk di daerah yang memi- liki curah hujan tinggi dan suhu udara rendah.Di Indonesia jenis tanah ini terdapat di daerah pegunungan. Tanah podzolit tergolong subur.
  1. Tanah Laterit
    Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah hilang, larut oleh curah hujan yang tinggi. Tanahnya tidak subur, banyak terdapat di Kalimantan Barat, Lampung, dan Sulawesi Tenggara.
  1. Tanah Pasir
    Tanah pasir terbentuk dari pelapukan batuan beku dan batuan sedi- men. Ciri tanah pasir ialah berkerikil dan butirannya kasar. Tanahnya tidak subur, sehingga kurang baik untuk pertanian.

Tanah Mediteran (tanah kapur)
Tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanahnya tidak subur, akan tetapi cocok untuk tanaman jati. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara dan Maluku.

Read Full Post »

Satu lagi terobosan terbaru dalam dunia pertanian, berupa produk baru dari Pupuk ABG, yaitu ABG Penyehat Tanah.

ABG-MAXI adalah konsentrat organik, kalsium & magnesium oksida dan hara mikro lengkap untuk meningkatkan pH dan menurunkan senyawa toksis (Al) dengan cepat (Quick Solution) dan restorasi vitalitas tanah untuk meningkatkan pasokan hara dan menaikan produktivitas tanaman dengan signifikan. Dengan ABG Penyehat Tanah, masalah tanah yang sudah asam kerana penggunaan pupuk kimia anorganik dapat diatasi.

MANFAAT DAN KEGUNAAN

  • Mengembalikan dan meningkatkan vitalitas dan kesehatan tanah (Soil health and vitality)
  • Meningkatkan pH tanah dan menekan senyawa toksis dalam tanah dengan cepat
  • Meningkatkan efisiensi pemupukan dan ketersediaan hara bagi tanaman
  • Mengatasi kekurangan Mg dan Ca dan hara mikro dengan cepat
  • Sumber hara mikro (B, Cu, Zn, Fe, Mn) bila menggunakan pupuk tunggal atau NPK, terutama untuk tanaman perekebunan dan holtikultura
  • Meningkatkan aktivitas mikroba tanah menguntungkan

TEKNIK APLIKASI

Arahan dan teknik aplikasi ABG – MAXI

 

Kelompok tanaman Konsentrasi (cc/L) Teknik Aplikasi
Pangan (jagung, kedelai, padi gogo, dll) 2 – 3 Larutkan dalam air dengan konsentrasi 2-3 cc/L dan disiramkan pada lahan dengan mengunakan emrat sebelum tanam (2-3 hari)
Sayuran (cabai, tomat, bawang, kubis, kentang, dll) 3 – 4 Larutkan dalam air dengan konsentrasi 3 – 4 cc/L dan disiramkan pada bedengan atau larikan tanam dengan menggunakan emrat sebelum tanam ( 2 – 3 hari)
Pembibitan tanaman tahunan (kelapa, sawit, kakao, kopi, tanaman hias, dan HTI) 3 – 4 Larutkan dengan konsentrasi 3 – 4 cc/L dan disiramkan pada media persemaian dalam polibeg dengan menggunakan emrat sebeum tanam (2 – 3 hari)
Penanaman bibit di lapang (sawit, kopi,  kakao, sengon, akasia, dll) 3 – 4 Larutkan dalam air dengan konsentrasi 3 – 4 cc/L dan disiramkan pada dalam lubang tanah dengan menggunakan emrat sebelum tanam atau transplanting (2 – 3 hari)
Tanaman tahunan di lapang (sawit, kakao, kopi, HTI, dll) 3 – 4 Dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 3 – 4 cc/L dan disiramkan pada perakaran tanaman (piringan) secara merata dengan menggunakan emrat. Aplikasi 1 – 2 kali dalam setahun

Jika ada pertanyaan dan anda tertarik, bisa menghubungi PT. SMS

telp: 021-56940978


Read Full Post »